Museum Timor Timur
Museum seluas 4.988 m² menampilkan rumah penduduk Los Palos, terdiri atas sebuah bangunan utama dan beberapa bangunan pendukung. Bangunan utama disebut uma lautem atau dagada, berupa rumah panggung dengan empat tiang tiga meter di atas permukaan tanah, berbentuk segi empat dengan atap ramping menjulang. Atap berlapis ijuk, berdinding kayu, dan dilengkapi banyak jendela yang berfungsi sebagai penerangan di siang hari. Aslinya, balok utama menggunakan kayu besi, sedangkan tiang menggunakan kayu eucalyptus yang diikat dengan tali dari rotan.
Di dalam uma lautem dipamerkan barang-barang khas Timor Timur, berupa peralatan makan, busana adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, hasil kerajinan, serta perlengkapan lain seperti anyaman dari daun tal, keramik atau manatutu, kain tenun khas Timor Timur (tais), serta aneka keong dari Pulau Atauro. Juga dipajang foto-foto yang memperlihatkan keindahan alam, antara lain pantai pasir putih dan sebuah monumen berupa patung Kristus Raja dan foto-foto lain yang mengingatkan bahwa Timor Timur pernah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangunan pendukung uma laku berupa bangunan panggung kembar beratap bulat dan tidak berdinding. Kedua bangunan ini mengapit bangunan induk, berfungsi sebagai balai pertemuan adat, namun di Museum Timor Timur digunakan sebagai tempat istirahat bagi pengunjung.
Bangunan pendukung lain berupa panggung yang digunakan untuk pergelaran seni yang dapat digunakan oleh umum untuk acara-acara yang memerlukan pentas dan penonton duduk di lantai dasar uma lautem.
Museum Timor Timur, pada saat berstatus anjungan daerah, pernah menerima kunjungan Perdana Menteri India Naelam Sanjiva Reddy dan Nyonya pada tanggal 4 Desember 1981 dan berkenan melakukan penanaman pohon beringin persahabatan.
Museum Timor-timur terletak di sebelah utara Istana Anak-anak Indonesia, menghadap ke selatan, ke arah Museum Perangko Indonesia serta Museum Fauna Indonesia dan Taman Reptilia Komodo. Semula museum ini merupakan sebuah anjungan yang dibangun pada tahun 1979 dan diresmikan tanggal 20 April 1980 oleh Presiden Soeharto. Setelah provinsi Timor-timur memisahkan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, anjungan Timor-timur kemudian menjadi suatu monumen dan menjadi tanggung jawab TMII. Sebagai monumen, anjungan Timor-timur kemudian berstatus museum di bawah pengelolaan Manajer Istana Anak-anak Indonesia. Luas museum ini yaitu 4.988 m2, menampilkan rumah penduduk Los Palos, terdiri atas sebuah bangunan pendukung. Bangunan utama disebut uma lautem atau dagada, berupa rumah panggung dengan empat tiang tiga meter diatas permukaan tanah, berbentuk segi empat dengan atap ramping menjulang. Atas berlapis ijuk, berdinding kayu, dan dilengkapi banyak jendela yang berfungsi sebagai penerangan di siang hari. Aslinya, balok utama menggunakan kayu besi, sedangkan tiang menggunakan kayu eucalyptus yang diikat dengan tali dari rotan.
Di dalam uma latem, dipamerkan barang-barang khas Timor-timur berupa peraltan makan, busana adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, hasil kerajinan, serta perlengkapan lain seperti anyaman dari daun tal, keramik atau manatutu, kain tenun khas Timor-timur (tais), serta aneka keong dari pulau Atauro. Disana juga dipajang foto-foto yang memperlihatkan keindahan alam, antara lain pantai pasir putih dan sebuah monumen berupa patung Kristus Raja dan foto-foto lain yang mengingatkan bahwa Timor-timur pernah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangunan pendukung uma laku berupa bangunan panggung kembar beratap bulat dan tidak berdinding. Kedua bangunan ini mengapit bangunan induk, berfungsi sebagai balai pertemuan adat, namun di Museum Timor-timur digunakan sebagai tempat istirahat bagi pengunjung.
Bangunan pendukung lain, berupa panggung yang digunakan untuk pergelaran seni yang dapat digunakan oleh umum untuk acara-acara yang memerlukan pentas dan penonton duduk di lantai dasar uma lautem. Museum ini dahulu, pada saat masih menjadi anjungan daerah, pernah menerima kunjungan Perdana Menteri India, yang mulia Sanjiva Reddy beserta isteri pada tanggal 4 Desember 1981 dan berkenan melakukan penanaman pohon beringin persahabatan antar kedua Negara.
ap197 sperry ireland,karhu sneakers,karhu trainers,sanukbuty,lasportivafemme,moniaskor,toms schuhe schweiz,la sportiva patike,sperryboatshoescanada fy971
BalasHapus